Budaya Buang Sampah Sembarangan Mendarah Daging, Akibatnya ‘Dari RAKYAT Untuk RAKYAT’

SPIRITKAWANUANEWS–Budaya membuang sampah sembarangan nampaknya masih mendarah daging dalam diri sebagian warga Kota Manado. Bukan tanpa alasan, warga Manado merupakan salah satu penyumbang sampah terbanyak Sulut.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian LHK tahun 2022, timbulan sampah harian Kota Manado sebanyak 242.56 ton dan timbulan sampah tahunan 88.534,22 ton. Hal ini tentu membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo kelabakan menampung banyaknya sampah warga Manado.

Data tersebut baru sampah yang terdata berhasil masuk dengan sempurna di tempat sampah. Belum dengan sampah-sampah yang secara ‘ajaib’ ada di selokan, jalan, bahkan sungai yang ‘nyasar’ dari tempat yang seharusnya.

Hal ini di akibatkan oleh budaya membuang sampah yang masih merajalela, padahal seharusnya budaya tersebut sudah punah sejak lama. Terlebih, Pemerintah Kota Manado sudah gencar bahkan dengan tegas mengingatkan dan memperingati agar masyarakat jangan membuang sampah di sembarangan tempat. Anak kecil saja tahu hal itu dilarang.

Dampaknya sudah amat sangat dirasakan oleh warga Manado sendiri. Banjir 27 Januari yang melanda Kota Tinutuan menjadi sebuah teguran keras dari alam.

Percuma pemerintah kota dan provinsi membangun fasilitas yang baik dan bagus tapi tidak bisa dijaga kebersihannya. Percuma pemerintah mengeruk sungai, membangun drainase, membangun bendungan kuat, namun budaya membuang sampah sembarangan masih tetap mendarah daging. Semboyan dari Rakyat dan Untuk Rakyat memang menggambarkan jelas keadaan Kota Manado saat ini !!.

Perilaku warga Manado sendiri dapat merusak apa yang sudah dibuat pemerintahnya dan berpotensi menurunkan lagi harga diri Kota Manado yang sudah indah di mata nasional dan internasional. Jadi, masih mo suka buang sampah sembarangan le Ngoni ??!! (***)